Oleh: Prof. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Linguistik Paris University Roger Berque menyimpulkan di dalam bukunya Relere de Laqoran bahwa mustahil Alquran ciptaan manusia biasa. Kemukjizatan dari aspek linguistik Alquran dapat dilihat dari pilihan kata (mufradat), susunan dan struktur (uslub), gaya penyampaian (balagah), paduan kata majemuk, kata berlawanan, pengaturan pemberhentian (waqf), dan keteraturan keindahan bacaan (tajwid) yang dipadu dengan sajak-sajak yang beraturan.
Lafaz-lafaz Alquran juga selalu dipadu dengan struktur bunyi huruf-hurufnya, sehingga melahirkan irama simetris, seperti nudzur dan damma yang berurutan terasa berat, tetapi ternyata mudah dilantunkan. Bagi orang yang memahami ilmu bahasa Arab, pasti akan terkagum-kagum dengan keindahan bahasa Alquran.
Komposisi keseimbangan kata sebagaimana diungkapkan Prof Quraish Shihab dalam Membumikan Alquran sungguh teratur dan seimbang. Misalnya, penggunaan kata-kata yang berlawanan (antonim) diungkapkan secara seimbang, seperti kata al-syita' (musim dingin) dan al-shaif (musim panas) terungkap masing-masing sekali, al-hayat (kehidupan) dan al-maut (kematian) masing-masing 145 kali, al-harr (panas) dan al-bard (dingin) masing-masing empat kali, al-kufr (kekafiran) dan al-iman (keimanan) masing-masing 17 kali.
Lalu, dalam bentuk nakirah; kufr dan iman masing-masing delapan kali, al-naf' (manfaat) dan al-mudharrah (mudarat) masing-masing 50 kali, al-shalihat (kebaikan) dan al-sayyi'at (keburukan) masing-masing 167 kali, al-thuma'ninan (ketenangan) dan al-dhiq (kekesalan) masing-masing 13 kali, serta al-rahbah (cemas) dan al-ragbah (harap) masing-masing delapan kali.
Keseimbangan yang sama juga terjadi pada kata-kata yang sinonim dilihat dari makna kata yang dikandungnya. Contohnya, al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani) masing-masing 14 kali, al-'ushb dan al-dhurur (angkuh) masing-masing 27 kali, al-dhallun dan al-maut (sesat/mati) masing-masing 17 kali, Alquran, Al-Wahyu, dan al-Islam masing-masing 70 kali, al-'aql dan al-nur (akal/cahaya) masing-masing 49 kali, dan al-jahr dan al-'alaniyah (nyata) masing-masing 16 kali.
Demikian pula terjadi keseimbangan jumlah di dalam kata yang menunjuk pada akibatnya. Misalnya, al-infaq (infak) dan al-ridha (kerelaan) masing-masing terulang 73 kali, al-bukhl (kekikiran) dan al-hasarah (penyesalan) masing-masing 12 kali, al-kafirun (orang-orang kafir) dan al-nar (neraka/pembakaran) masing-masing sebanyak 154 kali. Ada juga kata-kata al-zakah (penyucian) dan al-barakat (kebajikan yang banyak) masing-masing 32 kali, serta al-fahisyah (kekejian) dan al-ghadab (murka) masing-masing 26 kali.
Hal yang sama juga terjadi dalam jumlah pemakaian kata dengan penyebabnya. Seperti, kata al-israf (pemborosan) dan al-sur'ah (ketergesa-gesaan) masing-masing 23 kali, al-mau'idhah (nasihat) dan al-lisan (lidah) masing-masing 25 kali, al-asra (tawanan) dan al-harb (perang), serta al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebajikan) masing-masing sebanyak 60 kali.
Keajaiban lainnya, ada pada kata yaum (hari) dalam bentuk mufrad sebanyak 365 kali, sesuai dengan jumlah hari dalam setahun. Sedangkan, kata ayyam (hari-hari) dalam bentuk jamak atau yaumain (dua hari) dalam bentuk mutsanna, jumlah pemakaian secara keseluruhan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
Di sisi lain, kata syahr (bulan) hanya terdapat 12 kali, sejumlah dengan bulan dalam setahun. Penggunaan huruf juga terdapat konsistennsi di dalam Alquran. Misalnya, penggunaan huruf pembuka surah, seperti min pembuka surah Alquran terulang sebanyak 113 kali. Bila jumlah ini dibagi 19, sesuai jumlah huruf dalam basmalah, maka akan habis.
Subhanallah, tidak ada kitab manapun yang dapat disetarakan dengan Alquran. Itu baru dari sisi uslub bahasa Arab, belum dari segi struktur huruf dan keajaiban makna dan pilihan penggunaan kosakatanya yang sungguh menakjubkan.
No comments:
Post a Comment